Suatu sore.. *dering nada sms di handphone*
A : “wah tebakanku, ini pasti ibu yang sms, isinya ‘ade dimana’. “
    segera mengambil handphone dan membacanya “tuh kan bener tebakanku hehe”
X : “wah iya qid?”
A : “iya bener, ibuku sehari nanya adek dimana biasanya sampai 3 kali hehe”
X : “Seriusaaaaaan? hmmm brarti ibumu setiap detik selalu inget kamu ya!”
Tiba-tiba terpikir, betapa beruntungnya memiliki ibu yang selalu ingat dengan anaknya setiap saat, selalu khawatir dengan hal-hal terkecil, selalu peduli dengan keadaan anaknya, dan selalu menjadi pengingat dan penyemangat yang baik. Pernah ngga sih nyadar, kita sebagai anak mungkin ngga setiap saat mengingat mereka, biasanya sih hanya ketika lagi ngerasa sendiri atau kesepian. Tapi bagaimana dengan mereka? setiap hembusan nafasnya, setiap detakan jantungnya selalu terselip ”apa kabar anakku saat ini?” Dulu mungkin aku sempat merasa sangat benci terhadap seorang ayah, ya itu dulu. Biar bagaimanapun setiap manusia pernah khilaf begitu juga ayah, dan anggaplah ini semacam pelajaran untuk saling memaafkan dan melupakan masa lalu. Saat ini justru ngerasa terlalu beruntung memiliki keduanya, ditambah dengan sesosok kakak laki-laki yang begitu luar biasa. Semuanya selera humornya tinggi, jadi ketika kami berkumpul selalu penuh dengan canda tawa. Ini yang sangat aku rindukan! Kangen dengan ayah, si teman berkelahi,watak kami sama, sama-sama keras, tapi ayah tidak pernah mengakuinya, ya anggeplah itu semacam gengsinya orang dewasa. Dan ayah sangat senang membuat aku kesal dengan jokenya ” wah adek kan sebenarnya anaknya tukang ikan dipasar”. Tapi dibalik itu, ayah memiliki hati yang lembut. Suatu ketika, saat itu kondisinya sudah beberapa hari ayah dirumah sendiri, ibu lagi kejakarta karena ada uwak yang sedang sakit. Kemudian ayah menelfonku ” dek ayah barusan masak lauk enak banget, masaknya semangat sampai keringetan, tapi pas udah selesai ngga semangat makannya, ayah keinget ibu, biasanya di masakin ibu sambil bisa cerita-cerita ke ibu tentang masalah dikantor, ayah tadi sampai nangis dek.. ” Ya Allah, betapa sweetnya ayah, :”””) Kangen dengan ibu, wanita terhebat yang pernah aku temui. Ibu ibarat alarm tetap,selalu membangunkan ketika subuh, selalu mengingatkan makan, sholat, ngaji, selalu bisa menebak saat aku sedang memendam masalah. Ibu selalu jadi penengah ketika aku bermasalah dengan dua lelaki dirumah, ibaratnya ibu lah hakim yang memutuskan, siapa yang sebenarnya salah :p Ibu tuh pejuang yang tangguh, melakukan semua pekerjaan rumah seorang diri dari mulai aku kecil hingga sebesar ini. Baginya, untuk masalah anak dan suami, harus jadi tanggung jawab penuh seorang istri, bukan orang lain. Dan hal yang paling dirindukan adalah, ketika ibu merayuku “adek pijetannya enak banget, coba dek sekarang pindah ke tangan, eh dek punggung juga dong dek” oh, ibu, andai saja tangan ini masih bisa memijetmu dalam jarak sejauh apapun :””) Dan yang terakhir adalah, si laki-laki terganteng dalam keluarga. Dari kecil kakak memang terlahir berbeda denganku, iya terlahir putih, dan aku terlahir dengan kulit yang jauh lebih gelap. Ibu sempat cerita ” dek dulu waktu adek kecil, ada teman kerja ibu yang bilang seperti ini, eh yus anak kedua mu kok beda sama yang pertama, jelek gitu, mungkin tertukar di rumah sakit ” agak nyesek sih sebenarnya hahaa tapi yaudah lah yang penting aku beruntung punya kakak hebat! Ia penasehat yang baik, bukan hanya untukku, tapi juga untuk ayah dan ibu. Ia juga teman berantem yang seru, dari kecil kami suka ribut karena berbutan makanan, kadang hanya karena besar makanan yang dibagi tidak sama, kadang pula karena main klitikan dan berujung perkelahian, dan banyak hal. Yang pasti semua hal-hal masa kecil itu ngangenin :”’) Dan ada 1 hal unik dikeluarga kami, soal perbedaan panggilan. Ayah selalu menyebut dirinya “abi” dan memanggil ibu”umi”, begitu juga dengan kakak, memanggil dengan sebutan “abi” dan “umi”. Tapi berbeda dengan aku dan ibu. Ibu selalu menyebut dirinya “ibu” dang memanggil ayah dengan sebutan “ayah”, begitu juga dengan aku, memanggil dengan sebutan “ayah” dan “ibu”. Jadi ketika ada yang menanyakan, aku bisa menjawabnya, aku memiliki ayah,ibu,abi dan umi 😉